Gen Z vs Milenial: yang Marketer Perlu Tahu

Bisnis632 Dilihat


Sering kali dikelompokkan dalam satu grup yang sama, audiens Gen Z dan Milenial sebenarnya butuh pendekatan pemasaran yang berbeda di media sosial. Apa saja yang berbeda? Di bawah ini kita bakal membahas perbedaan Gen Z dan Milenial yang marketer perlu tahu. Sebelumnya, kita perlu garis bawahi dulu siapa yang termasuk ke dalam Gen Z dan siapa yang Milenial. Mereka yang lahir antara tahun 1981 – 1996 adalah Milenial. Sementara itu, Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 – 2012. Lalu apa bedanya kedua generasi ini di media sosial?

Tren Penggunaan Media Sosial

Milenial gemar membaca dan melihat berbagai konten di media sosial. Mulai dari video, foto, sampai ke buletin. Mereka juga lebih sering mengecek email dibandingkan Gen Z. Bahkan Milenial juga ada yang masih memperhatikan iklan radio. Intinya, Milenial mampu membagi perhatian dan waktu mereka ke beberapa platform. 

Salah satu platform yang disukai Milenial dibandingkan Gen Z adalah Facebook. Sebanyak 87% penggunanya adalah Milenial, sedangkan pengguna Facebook dari Gen Z hanya 32% saja. Milenial punya rentang perhatian yang lebih panjang dibandingkan Gen Z (12 detik vs 8 detik), karena itu mereka bisa memperhatikan iklan lebih lama. 

Di sisi lain, Gen Z lebih suka menonton konten video, karena itu mereka sangat suka menggunakan YouTube, TikTok, dan Snapchat. Penggunaan harian TikTok berasal dari Gen Z sebanyak 25%, sementara Milenial hanya 9% saja. Penggunaan YouTube harian dari Gen Z pun jauh melebihi Milenial di angka 77%, sementara Milenial hanya 54% saja.

Kesimpulan dari sisi marketing: mengingat Milenial suka berbagai jenis format konten, ada baiknya membuat pesan promosi dalam konten tertulis dan video. Tapi jika targetnya adalah Gen Z, maka lebih baik fokus membuat konten video yang menyenangkan dan lugas. 

Kepercayaan Terhadap Brand

Teenagers friends having fun together

Sumber : Freepik

Menurut riset dari Salesforce di tahun 2020, Milenial lebih percaya terhadap brand. Sebanyak 50% dari Milenial menyatakan percaya terhadap brand dan bisnisnya, sementara Gen Z hany a42% saja yang menyatakan percaya. Artinya, Gen Z masih menginginkan perusahaan lebih terbuka dan transparan akan nilai-nilai mereka dan mengharapkan kesempurnaan dalam konten media sosial yang diunggah perusahaan. 

Gen Z kurang mempercayai brand dan lebih bersikap realistis, bukannya idealis. Gen Z lebih memilih iklan berisi pengguna brand yang mendiskusikan produk atau jasa tertentu, dibandingkan selebriti yang mempromosikan brand tersebut. Sebagai tambahan, Gen Z adalah demografi yang paling beragam, karena itu mereka juga ingin melihat keberagaman dalam iklan dan konten brand. 

Kesimpulan dari sisi marketing: cara yang muda untuk menjangkau baik Gen Z dan milenial adalah bekerja sama dengan influencer. Mereka mampu menghilangkan batasan yang ada di iklan tradisional dan lebih dipercaya pendapatnya. 

Pengalaman Pelanggan

Medium shot friends drinking kombucha

Sumber : Freepik

Milenial sangat menghargai pengalaman pelanggan membeli sampai menggunakan produk. Bagi Milenial, kecepatan merespons pertanyaan dan pesan mereka sangat penting. Sementara itu, Gen Z sangat suka pengalaman pelanggan yang personal. 

Kesimpulan dari sisi marketing: Karena Milenial mengharapkan respons yang cepat dan akses yang mudah, maka buatlah strategi self service yang memadai. Sementara itu, untuk Gen Z, gunakan sapaan dan cara pendekatan yang lebih personal. Optimalkan social listening dan machine learning untuk memahami apa yang Milenial dan Gen Z inginkan. 




Bisnis